[Fan Ficaton] Andai Matahari Senja Masih Ada

Untitled-1
Genre: Romance
case :midori yumi
matsui kenta
koizzumi sayuri
michiyo
ryuji
to-i
Autor :Ummi Mudkholang Karima

Ngiu…ngiu..ngiu… suara ambulan yang sangat nyaring terdengar dari luar rumah.
“Mah ada apa kok sepertinya rame banget di luar?”. “mamah jugak gak tau ada apa, lebih baik sekarang kamu cepat berangkat ketempat les kan sekarag ada pembahasan buat TO kamu gak mau telatkan?”. “Tapi mah…” “Midori Yumi” , “iya mah ini aku berangkat, aku berangkat ya”. “Hati-hati nanti langsung pulang ya”. Tampa menjawab lagi yumi lasung berangkat menuju tempat les.

Dengan perasaan yang penasran dan bertanya-tanya sebenarnya ada apa sih yang terjadi di dekat rumahnya tadi siang. “Dor… yumi kau kenapa dari tadi aku lihat kau sedang memikirkan sesuatu?” “ah tidak apa-apa sayuri-chan” dengan muka yang terpaksa tersnyum. “Bohong” “hontoni daijobu” “honto??” Tanyaku yang semakin penasran. “Benar sayuri-chan lebih baik sekarang kita pulang kau lihat sekarnag kelas sudah sepi.” “eh baik lah ayo”.
Sesampainya di rumah

“Tadaima, mah”. Yumi memanggil mamahnya namun tak ada jawaban satu pun yang terdengar. “munkin mamah sedang ada arisan jadi tidak ada d rumah”. Ketika meliahat kearah meja makan terdapat note di atas tudung saji “kak mamah mau ngelayat dulu kamu jaga rumah sebentar ya, ini mamah udah buatin omlate kesukaan kamu dimakan ya sayang”. “iya mamahku tampa disuruh makan jga aku udah ngubek-ngubek makanan hehehe”. Tiba – tiba ketika sedang makan yumi teringat sesuatu “cotto tadi siang sebelum aku berangkat les aku denger ada suara ambulan dan sekarang mamah pergi ngelayat jangan-jangan yang tadi siang itu?? Kira-kira siapa ya?? Ah sudahlah dari pada penasaran mending aku makan dulu nanti baru kalau mamah udah pulang aku tanyain.”

“mikum mamah pulan, kak kaka dimana?” tuing tiba-tiba aku muncul dari balik pintu, “aku disini kenapa mah? Oh iya tadi siapa yang meninggal apa yang tadi siang itu?” “kamu ngagetin mamah aja, iya kamu inget gak temen smp kamu Matsui Kenta?” “un inget lah diakan sabatku, kenapa mah? Apa dia udah sembuh sakitnya?” “eh cotto mate.. mah jangan bilang kalau mamah tadi abis dari rumahnya??” tampa sadar air mata yang tampa ku duga mengalir . “Iya maafkan dia kalau dia pernah punya salah pada mu ya” sambil memelukku. “mah bilang kalau itu gak bener, bilang kalau tadi aku hanya salah paham?” “enggak kak ini kenyataan yang memang harus dihadapi”. Tampa satu kata lagi aku melepaskan pelukan mamah dan langsug lari kekamar.

Matsui Kenta adalah sabatku yang pali baik dan pernah mengisi hariku, dia ganteng, baik, pinter lagi semua orang kagum dan suka sama dia tapi sayangnya tidak banyak yang tau kalau ternyata dia punya penyakit kangker bahkan dokternya sendiripun belum tau cara menyembuhkannya.

Suatu hari saat pulang sekolah “yumi-chan kan sering sekali kau mengajakku ketempat-tempat yang bagus sekarang giliranku yang mengajakmu ketempat yang pasti belum pernah kau kujungi”. “tempat mana sih yang belum pernah aku datangi, sepertinya semua tempat sudah pernah aku jelajahi dan yang pasti selalu brsama mu”. “sungguh kali ini kau pasti belum pernah” kenta membawaku ketempat itu sambil menggenggam tangan ku dengan erat.

“coba lihat semua ini, indah bukan?” “wah kenta-kun kau benar-benar ya ini tempat yang sangat indah”. “iya sangat indah lihat matahai senja itu indah bukan dibelakang bukit sekolah dan ditemani oleh seseoran yang sangat berarti untukku”. Yumi hanya tersenyum menatap wajah kenta yang tersiram oleh cahaya matahari senja. “yumi-chan apa aku boleh bertanya kepadamu?” “tetu semua pertanyaan yang kau tunjukkan kepadaku akan ku jawab semua, tentunya selama aku bisa menjawabnya ya”. “Yumi-chan misalkan aku sudah tiak bisa lagi melihat matahari senja ini bersama mu bagaimana?” “ah kau ini bicara apa sih? Kau tidak boleh berbicara seperti itu, andaikan sekalipun kau tidak bisa menemaniku disini masih ada kenangan yang akan menemaniku disini, bicara apa aku ini”. Kenta memandang ke arah yumi dengan mata yang hapir meneteskan air ata dan terlihat senyuman kecil di wajahnya. “Baiklah sekarang waktunya kita puang” “un ayo”.

*sesampainya di rumah*

“tadi apa yang dibicarakan oleh kenta kepadaku ya? Kuharap semua akan baik-baik saja, ya sudah aku tidur besok aku harus berangkat lebih awal karena harus mempersiapkan rencana untuk ulang tahun kenta. Tidak sabar rasanya menunggu besok” dengan menutub tubuhku dengan selimut hangat.
*sementara itu di kamar kenta*

“Ah besok harus kukatakan hal yang sejujurnya pada yumi.”
Keesokkan harnya saat bel pulang sekoah berbunyi dan sebelum itu mereka ada jam pelajaran olah raga dan kelas kosong pada saat itulah yumi, sayuri dan michiyo sedang mempersiapkan kelas untuk ulang tahun kenta ya walau tidak semuanya mereka yang melalukan sendri tentunya teman-teman sekelas juga turut membantu*

“eh siapa nih yang akan membawa kenta kesini? Cepat keburu orangnya pergi?” tanya mchiyo. “Eh.. yumi kaukan dekat dengan kenta jadi bagaimana kalau kau saja, takutnya kalau aku ataun yang lain yang mengajak dia ke sini dia gak percaya?” usul sayuri. Tampa berbicara yumi bergegas menghampiri kenta yang sedang menunggu yumi di depan gerbang sekolah.

“hey kenta-kun aku disini” melambai dan berlari kearah kenta yang langsung menoleh ke sumber sura, kenta hanya membalas lambaian tangan yumi dengan senyuman. “ayo.. kita pulan” sambil menggenggam tangan yumi. “Cotto kenta-kun kali ini aku igin kau ikut denganku ke suatu tempat, kemarin an aku sudah menemani mu giliran aku ya hahhaha.”
“Aku mau dibawa kemana?” “sudah diam nanti juga kau akan tau”.

*sesampainya di depan kelas pintu langsung terbuka*
“OTANJOBI OMEDETO MATSUI KENTA” “eh kalian sedang apa disini, bukankah kalian udah pulang?” “hahha jadi kau megusir kami?” canda ryuji. “Bukan begitu, demo hontto ni arigato gozaimasu mina”.

“kenta-kun akankah aku akan melihat senyuman itu sampai kapanpun, senyuman yang benar-benar tulus senyuman yang menunjukan itu memang matsui kenta” guman yumi dalam hati sambil menatap kenta dengan pandangan sayu. “kau sedag apa memperhatikanku sampai segitunya, aku tau pasti kau terpana melihat ketampanankukan? Aku sudah tau itu”. “aih.. pede banget orang yang satu ini ya siapa yan bilang kalau kau itu tampan?” “itu tadi apa yang kau katakan?” “aish benar-benar nih orang” “ah.. cie cie yang lagi pdkt deket-deket mulu ah..” ejek to-i.

“wah sepertinya sebentar lagi ada yang mau jadian nih”. “dare desuka?” “aigo michiyo kau tidak lihat apa mereka berdua” “eh dare desuka?” “matsui kenta dan midori yumi” “oh mereka, memang mereka kenapa” “APA… sudahlah berbicara denganmu membuat kepalaku pusing.” Ucap to-i yang nampaknya mulai kesal.

“wah dari pada ngecengin dia mulu mending sekarang kita potong kuehnya yuk” usul sayuri. “un benar itu benar” “michiyo kau bisa diam” to-i membungkam mulut ichiyo. “hahaha kau ini kasihan lihat itu michiyo” sahut sayuri. “Sudah-sudah baiklah sekarang waktunya kita untuk memulai acaranya” ajak ryuji.

*pada saat ditengah acara tiba-tiba kenta memegang tangan yumi di depan teman-teman sekelasnya*

“wah bakal ada apaan nih asik asik jos” “ah kepo dong, kok kenta megang tangannya yumi?” “kalian biasa tidak, diam sebentar?” cetus to-i kepada ryuji dan michiyo, “sayuri-chan kau kenapa tertawa memang ada yang lucu?” “tidak kau lucu to-ikun” sambil memberikan senyuman kecil kearah to-i “kau ini membuat aku tidak bisa marah padamu ya” dan menggenggam tangan sayuri.

“dasar orang, giliran sama pacar sendiri aja gak kejam giliran sama kita aja kejam banget, yak an michi-chan” “un sou desu”. To-i tidak bisa membalas hanya terlihat pipinya yang mulai memerah.
*sementara itu kenta masih memegang tangan yumi dan mulai menatap matanya*
“yumi-chan kau tau semua tentang diriku, kau tau apa yang aku suka dan apa yang aku tidak suka, kau juga yang selalu ada disampingku dan selalu menemaniku, mungkin sekarang waktunya bagiku untuk mengungkapkan hal yang selama ini ingnin aku sampaikan”. “nani?”

“yumi-chan maukah kamu menjadi pacarku?” *dengan mengambil sebuah gantungan handphone berbentuk matahari* “jika kau mau tolong ambil ini dan jika kau tidak mau kau jg ambil gantungan ini sebagai hadiah ya”
*semua orang yang ada di dalam kelas hanya bisa terdiam dan melihat apa yang akan dilakukan oleh yumi*
Tampa satu patah katapun yumi memeluk kenta dan menganggukan kepala. “yumi-chan apakah ini tandanya kau mau?” yumi hanya buisa tersenyum malu menatap kenta. “ah kahirnya tidak sia-sia aku mengungkapkannya yumi arigato” sambil membalas pelukan yumi dengan lebih erat.

Mualai saat itu hubungn mereka semakin manis semanis permen apel yang waktu itu gua beli di matsuri yang harganya sampe 25 ribu nguras dompet bangetkan, tapi emang enak sih hahahha… #skip
Hari-hari mereka lewati tentunya dengan teman-temannya. Semua tersa tidak ada satupun yang membuat mereka bertengkar apa lagi saling jauh menjauh. Tapi suatu hari keluarga kenta harus pergi ke tokyo karena ayahnya mendapat pekerjaan yang lebih baik lagi disana dank arena kangker yang di derita kenta semakin parah dengan anjuran dokter mengharuskan dia untuk mendapat perawatan yang lebih baik lagi di rumah sakit di Tokyo, yang mengharuska mereka harus berpisah.

“yumi-chan aku tau ini berat rasanya, maafkan aku tapi asal kau tau aku tidak akan melupakan semua kenangan yang pernah kita lakukan bersama, bersama mu membuat aku semakin bersemangat untuk hidup, bersamamu membuat aku mengerti akan artinya sebuah kebahagiaan, kehangatan dan dari sebuah pertemanan, tapi mungkin sekarang waktunya untuk aku melepaskan mu dan aku akan selalu berdoa yang terbaik untuk kalian”. “tapikan kita bisa melaukukan hubungan jarak jauh apa karena penyakitmu?” kenta terkejut mendengarnya karena sudah lama dia tidak pernah membicrakan tentang penyakitnya ke yumi yang yumi tau bahwa dia baik-baik saja.

“bukan soal itu yumi-chan, tapi memang ayah harus pindah dan aku tidak tau kapan aku akan kembali ke sini. Tolong sampaikan salamku pada teman-teman yang lainnya maaf jika aku sering merepotkan kalin dan hiduplah jadi lebih baik lagi, sayonara yumi-chan” dengan menggengam dan langsung memeluk yumi.
“kenta ayo cepat ayah sudah menunggumu di mobil” panggi ibu kenta dan menghampirinya. “oh kau ada disini yumi-chan, wah nampaknya bibi akan sangat merindukan mu tadi bibi sudah kerumahmu dan pamitan kepada keluargamu. Do’akan yang terbaik ya untuk kenta dan jagan lupa jagan berlebihan kalau makan”.

“hai obasang, domo arigatao gozaimasu” “hahaha kau jaga menangis pasti nanti kami akan kembali lagi kesini tenang saja” “un, aku mengerti oh iya semoga kalian selalu sehat ya” “baiklah sepertinya kita harus pergi jaga diri mu dan keluargamu ya, sayonara” aku hanya terpaku melihat mobil kenta yang semakin lama semakin menjauh dan lama kelamaan sudah menghilang tapi yang masih tertinggal hanya air mata yang menetes secara tidak aku sadari.

Semenjak hari itu hidupku berubah aku jadi sering diam tidak seceria dulu. Mungkin ini karena aku terlalu larut dalam kesedihan, ketika aku menyadari semua itu bahwa aku yakin dia baik-baik saja dan aku harap dia mendapatkan seseorang yang lebih baik dari aku, aku bangkit dari keterpurukan itu dan memulai untuk hidup lebih baik lagi.
Sudah lama sekali matsui kenta seorang peria yang tampan, pintar, baik dan pernah mengisi hatiku pergi jauh dan tidak ada kabar sama sekali. Mungkin sekitar tiga tahun.

*tiba-tiba sura dering telefon memecahkan lamunanku*
Kring….kring….kring…
“Moshi moshi, keluarga midori disini?”
“hey matahari senjaku, bagaimana kabarmu?”
“eh siapa ini yang boleh memanggilku dengan sebutan seperti itu hanya kenta?”
“hahha kau tidak mengenali suaraku?”
“cotto apa ini kenta? Matsui kenta? Apa benar?” dengan tidak percaya.
“kau kira aku siapa penculik yang mengaku-ngaku menjadi kenta?”
“ah…. bagai mana kabarmu? Mengapa kau tidak memberikan kabar kepadaku?”

“hahha pasti kau kangen ya padaku, aku sekarang berada di okinawa” belum selesai kenta berbicara yumi menyelanya. “ hah dimana kau cepat beritahu aku agar aku bisa bertemu denganu”. “bagaimana kalau sore ini kita bertemu di bukit belakang sekolah?” “un sudah lama aku tidak kesana, ok besok jam empat sore ya?” “eh yumi aku tidak mempunyai banyak waktu lagi aku sangat rindu padamu bagaimana kalau sore ini jam 5 bagaimana?” “un daijombu aku sekarang ada di rumah baiklah aku akan bersiap-siap jangan lupa ya jam 5 sore ini di belakang bukit sekolah”.

*Sesampainya di bukit belakang sekolah*
“hey kau sudah menunggu lama?”
“lama sekali :p”
“gomen…”
“tidak apa-apa yumi-chan kau ingat tidak waktu itu aku pernah membawamu kesini? Waktu itu rasanya sanat menyenangkan”.
“maksudmu sekarang tidak menyenangkan?”
“kau ini selalu membuat aku tersenyum” sambil mengacak-ngacak rambutku.
“yumi”
“un?”
“yumi”
“un?”
“yumichan”
“ih nani? Sekali lagi dapet piring cantik ya”
“galak banget, yumi-chan maaf untuk selama ini aku selalu menyusahan mu, tidak memberikan kabar apappun pada mu maafkan aku sekali lagi. Matahari ini sangat indah ya apa kau masih menyimpan matahari dari ku?”
“masih ini kau lihat” sambil melihatkan gantungan handphone yg pernah di belikan oleh kenta. “masih ya, bisakah kau menyimpannya lebih lama lagi?” “eh kau ini sebenarnya ada apa sih?” “apakah permintaanku ini terlalu berat untukmu?” “ah bukan begitu sama sekali tidak kok,aku akan menyimpannya dengan baik”.

“wah sepertinya hari mulai gelap bagaimana kalau kita pukang? Sebelum itu bisakah aku mencuri satu pelukan dari mu?” perlahan kenta mendekat pada yumi dan memeluknya dengan begitu erat. “kenta-kun walau aku tau matahari pasti akan terbenam dan digantikan oleh bulan tapi asal kau tau selama ini bagiku matahariku itu tidak akan bisa terganti dengan bulan walau aku tau pasti akan tersa gelap karena tidak ada cahaya tapi aku tau past kau akan menuntunku di tengah kegelapan itu, dan kau akan muncul lagi di pagi hari”. “wah wah ada apa ini mengapa yumiku ini berubah jadi puitis hahhaha”. Yumi hanya mmbalas dengan balik memeluk kenta dengan erat. “Yumi-kau harus selalu ceria, sehat dan menjadi dirimu sendiri ya ada atau tidak ada aku kau paham”. “un”.

Keesokan arinya ketika aku ingin bertemu denganya kenta semuanya sudah tidak mukin lagi, yang aku benci bukanlah kepergiannya tapi apa yang ia lakukan selama ini. Selama ini dia menyembunyikan bahwa kangkernya menjadi lebih parah. Mungkin jika matahari senja itu masih ada sedikit lebih lama lagi aku akan mengatakan padanya kalau aku sangat mencintainya selama ini aku tidak pernah megucapkannya padanya, tapi apa yang bisa aku lakukan sekarang dia sudah tidak ada dia pergi dengan meninggalkan kenangan yang indah di stiap menit, jam dan hariku menjadi lebih berarti.

…End…

post by (@mudkholang_96) http://www.jumpppyong.wordpress.com

Leave a comment